Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator. Berbeda dengan riset kuantitatif yang metodologinya memiliki sifat pasti(exact), metode FGD yang bersifat kualitatif memiliki sifat tidak pasti, berupa eksploratori atau pendalaman terhadap suatu masalah dan tidak dapat digeneralisasi.
Kualitas hasil FGD sangat bergantung dari kualitas moderator yang melaksanakannya. Menjadi moderator susah-susah-gampang. Biasanya bagi rekan-rekan yang pertama kali memandu FGD akan merasa kebingungan dengan alur pembicaraan yang melompat-lompat dan repot menangani sifat-sifat peserta FGD yang sangat berbeda-beda Bagi saya pribadi, FGD memiliki tantangan yang unik dibanding metode riset lainnya. Saya pernah stuck di sesi FGD yang sangat kaku karena di salah satu perusahaan milik pemerintah daerah itu, memutasikan pegawai ke daerah pelosok, semudah membeli gorengan di warung depan kantor. Anda bisa bayangkan bagaimana peserta sedapat mungkin menutup mulut rapat-rapat, tidak berpendapat. Atau di kesempatan lainnya saat menjalankan FGD dengan peserta ibu-ibu arisan dengan SES C dan D. yang suasananya lebih mirip demo panci jepang, karena riuh rendah saling berebut bicara.
Ini semua memberi pengalaman yang berharga untuk dibagi pada Anda. Berikut adalah beberapa hal yang saya sarikan dari pengalaman saya menjadi moderator berbagai forum FGD. Semoga bermanfaat sebagai gambaran bagi rekan-rekan yang akan mulai terjun menjadi moderator FGD profesional.
- Terlibat dalam pembuatan moderator Guideline.Moderator guideline adalah dokumen yang berisi panduan bagi moderator mengenai topik FGD, pertanyaan apa yang harus diajukan dan faktor-faktor apa yang ingin didalami (probe) dalam FGD. Moderator guideline memiliki fungsi yang hampir sama dengan kuesioner pada metode survei, sehingga perlu dipahami secara mendalam oleh moderator. Yang paling baik tentu saja Anda sendiri sebagai moderator yang mengembangkan moderator guideline, namun jika Anda tidak dapat melakukan hal ini, ikut terlibat dalam pembuatannya adalah syarat minimal.
- Membangun rapport dan suasana yang menyenangkan di awal sesi.FGD yang optimal diadakan dalam atmosfer santai namun fokus. Jika peserta tertekan atau merasa tidak nyaman, maka jawaban dan pernyataan yang dikeluarkannya seringkali bukanlah pernyataan yang sebenarnya. Hal ini tentu membawa bias bagi kesimpulan yang ditarik. Suasana santai dapat dibangun dengan layout ruangan yang cozy, dan relaxing music yang diputar sebelum sesi dimulai. Sedangkan rapport dibangun dengan bincang-bincang santai antara moderator dan peserta yang datang terlebih dahulu. Jangan pernah membiarkan peserta datang tanpa disambut dengan hangat, atau peserta akan menyesal telah memutuskan untuk menghadiri sesi ini.
- Latih dan manfaatkan peripheral vision. Jika anda menatap lurus ke depan fokus pada suatu benda yang berjarak kurang lebih 2-3 meter, perhatikan bahwa yang tertangkap pandangan Anda bukan hanya benda tersebut. Tanpa menggerakkan bola mata, Anda tetap dapat melihat benda yang kurang lebih berada di samping kanan atau kiri. Inilah yang disebut peripheral vision. Saya biasa melatih cara memandang ini untuk mengetahui bahasa tubuh peserta FGD lain ketika pertanyaan saya ajukan kepada salah satu peserta. Bahasa tubuh peserta lain yang memberi pesan setuju atau tidak setuju, perlu kita perhatikan sebagai eksplorasi pendapat pada suatu pokok bahasan.
- Mulai dari yang luas, mengerucut kepada yang spesifik. Setelah kita mengajukan pertanyaan yang umum, jawaban biasanya masih bersifat lateral dan sangat bervariasi. Jangan terjebak untuk mendalami setiap respons pada kali pertama respons tersebut muncul, atau Anda akan merasa terjun terlalu detail sehingga kehilangan big picture atas pertanyaan tersebut. Biasakan untuk melakukan listing dengan menuliskan pada secarik kertas atau jika ingin terlihat luwes, hapalkan saja. Setelah semua alternatif respons keluar, baru Anda coba untuk mendalami satu per satu.
- Lihat yang tersirat, bukan hanya yang tersurat. Isi respons adalah suatu hal, namun bagaimana cara menyampaikan jawaban tersebut juga unsur lain yang perlu diperhatikan. Lihat secara lebih dalam apabila muncul ; senyum kecut, tertawa sinis, anggukan yang gamang, atau respons berapi-api yang tidak wajar. Hal-hal ini memberi sinyal bahwa ada sesuatu di balik jawaban yang diberikan.
- Gunakan Humor untuk mencairkan suasana. Banyak keadaan kritis yang bisa dinetralisir dengan humor. Kadang-kadang resistensi atau keengganan menjawab juga dapat diminimalisir dengan humor. Namun demikian, selami budaya peserta untuk memastikan bahwa humor Anda bukan yang menyinggung namun mendekatkan hubungan Anda dan peserta FGD.
- Jangan menerima jawaban umum yang normatif. Save the best for last. Saya menyimpan tips paling penting di akhir tulisan ini. sebagai moderator FGD, kualitas analisis kita ditentukan oleh seberapa spesifik respons yang kita dapatkan. Kita tidak menerima jawaban semacam : “ohh service di outlet ini bagus kok…” Jika mendapat jawaban seperti itu, indera moderator Anda harus berdering dan ajukan pertanyaan untuk mendalami jawaban tersebut seperti ;” bagus seperti apa yang ibu maksud..?”. nah kejelian Anda untuk mengidentifikasi respons semacam ini perlu selalu diasah. Amati respons yang memiliki unsur generalisasi, distorsi, atau eliminasi.
Wahyu T. Setyobudi
Asslm….saya smantara mncari pekerjaan dan mndapatr informasi salah satu tes yang akan diberikan adalah FGD….. sehingga artikel dr bapak sangat mbantu…….. terima kasih
Dear Rahmah, salam kenal dari saya.
Setahu saya, kalau untuk mencari pekerjaan FGD yang dilakukan adalah leaderless FGD, yaitu pembahasan topik dimana semua peserta memiliki posisi yang setara. Tips dari saya, selalu konsentrasi pada topik sepanjang diskusi, gunakan tool-tool analisis, terbuka dengan pendapat peserta lain, serta berkontribusi agar FGD dapat menghasilkan solusi.
Oke, semoga sukses ya, ujiannya… semangat…
Dear pak Wahyu,
Salam kenal Pak, saya chaca secreatary dari Y&R advertising.
saat ini saya membutuhkan seorang moderator untuk FGD yang akan dilaksanakan besok, 4 Nov 2010.
sekiranya bapak bisa membantu saya untuk mendapatkan nama2 moderator yang sering atau bapak kenal di jakarta.
sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas perhatiannya.
salam,
Chaca
Dear Mbak Chaca, Salam kenal juga dari saya, senang mbak mampir ke blog ini.
Maaf baru membalas comment ini karena beberapa kesibukan sehingga baru bisa chek mailbox blog.
Untuk moderator FGD, bisa hubungi Divisi Riset PPM-manajemen. no telp 021 2300313 dengan Ibu Diana atau Ibu Cynthia.
Di sana bisa dicarikan moderator yang sesuai dengan topik.
Ini penting sekali katrena untuk menjadi moderator FGD yang baik, perlu 3 Pengetahuan utama yaitu :
1. Pengetahuan mengenai metode penelitian
2. Pengetahuan mengenai topik yang didiskusikan (mis: consumer good, industrial prod, employee opinion, dll)
3. Pengetahuan bagaimana mengelola dinamika kelompok.
Demikian mbak Chaca, seandainya ada kesulitan dapat kontak saya melalui why_setyobudi@yahoo.co.id atau 0811 893441
Salam semangat dan sukses selalu.
Wahyu T. Setyobudi
Salam kenal Pak Wahyu,
Nama sy Duma, setiap kali saya mengikuti tahap’an ujian msuk perusahaan, saya slalu gagal di tahap’an fgd. Sy sangat menyesal swaktu kuliah,sy pasif di organisasi kampus shingga skill saya untuk brkomunikasi didepan publik minim skali. Apakah di PPM Manajemen ada smacam suatu kelas singkat ttg FGD ato kira2 dmana ya pak tempat untuk melatih FGD?
trimaksih,
Salam kenal Pak Wahyu,…
Saya lagi mengadakan penelitian tentang strategi pengembangan agrowisata,
(1) saya akan mengadakan FGD dengan para stakeholder, darimana saya harus memulai, bagaimana caranya agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik.
(2) Adakah buku yang membahas secara spesifik tentang FGD
Dear pak Halid,
Salam kenal juga dari saya. Sebelumnya saya mohon maaf atas respons yang lambat atas surat Bapak.. Bbrp bulan ini sepertinya anti spam saya jebol shg tdk bs membedakan mana spam dan mana email beneran, shg harus dilihat manual. Mohon maaf sekali lagi.
Wah.. topik yang menarik pak, pengembangan agrowisata. Hanya saja karena stakeholdernya banyak dan dari berbagai jenis, untuk memulainya kita bisa membuat stakeholder analisis yang berbentuk diagram kartesius dengan 2 sumbu. sumbu pertama adalah dimensi ketertarikan stakeholder pada agrowisata, dan sumbu kedua adalah tingkat power yaitu seberapa kuat stakeholder itu dapat mempengaruhi praktek dalam industri. Hasil dari diagram ini adalah klasifikasi atau peta stakeholder mana yang hendak diprioritaskan (bisa dicari di wikipedia dengan kata kunci stakeholder analysis). Setelah itu kita konsentrasi pada stakeholder inti yang merupakan prioritas dan kembangkan moderator guideline untuk mengeksplorasi harapan-harapan dan pandangan terhadap praktek agrowisata saat ini. nah dari sini kita menemukan gap antara apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan. gap ini adalah wilayah improvement yang dapat kita lakukan.
Buku yang khusus menjelaskan fgd dalam bahasa indonesia saya belum pernah menemukannya pak.. terima kasih idenya, insya Allah akan saya tuliskan.
Jabat erat dan sukses selalu,
Wahyu
Dear Adik Duma,
Mohon maaf baru bisa membalas comment adik. Semoga saat email ini saya balas adik sdh menemukan tempat kerja yang menyenangkan dan sesuai di hati. namun jika tidak, saya rasa bersabar adalah pilihan terbaik, ingat bahwa behind every storm, there always rainbow waiting..
FGD dalam seleksi masuk pekerjaan sangat berbeda dengan FGD untuk penelitian bisnis. FGD untuk seleksi pekerjaan biasanya dalam bentuk leaderless group discussion yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi kompetensi peserta seleksi dalam kompetensi dasar manajerial yang biasanya meliputi kompetensi analisis dan problem solving, kompetensi pengambilan keputusan, kompetensi kepemimpinan dan kompetensi perencanaan (saya pakai kata biasanya karena tujuan LGD bisa berbeda-beda untuk tiap posisi yang dilamar).
Banyak peserta seleksi sering keliru dengan menganggap bahwa yang lulus seleksi adalah yang paling banyak berpendapat atau yang bisa ngotot mempertahankan pendapatnya. Kenyataannya, asessor ingin menilai bagaimana peran kita dalam membangun dinamika kelompok dan seberapa jauh kita bisa menunjukkan kompetensi yang saya sebutkan di atas.
Di PPM saat ini setahu saya tidak ada training yang khusus ditujukan untuk lulus FGD seperti yang Adik Duma tanyakan. Namun ada pelatihan yang dimaksudkan untuk membangun kepercayaan diri dalam berbicara di depan publik. Saran saya sering-seringlah membaca artikel tentang manajemen di berbagai majalah dan latih kebiasaan berbicara d depan publik melalui presentasi di depan teman-teman, atau d arisan rt dsb. Memang mereka yang memiliki pengalaman organisasi pada saat kuliah akan sangat diuntungkan. namun demikian tidak pernah ada kata terlambat.
Salam kenal dari saya dan semoga adik Duma sukses selalu..
Dear Pak Wahyu,
Pak, saya ingin menanyakan bebrapa hal. Pertama saya informasikan bahwa dalam waktu dekat ini saya akan melaksanakan FGD untuk para Account Manager (marketing) dimana tujuan dari FGD tersebut adalah untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan dan hambatan2 yang sedang dialami AM dalam memasarkan produk (asuransi). Dan yang ingin saya tanyakan adalah ;
1. Apakah FGD tersebut bisa dijalankan karena saya khaawtir akan tema yang dibahas. Sepengetahuan saya FGD itu untuk memecahkan suatu masalah, sedangkan tujuan FGD ini adalah untuk mendapatkan masalah.
2. Seandainya bisa dilaksanakan, pertanyaan2 apa saja yang bisa saya lemparkan agar saya bisa menghidupkan FGD tersebut dan sekaligus mendapatkan informasi yang ingin saya peroleh.
Terimakasih.
Regards,
Assalamuallaikum.
salam kenal..
Saya lagi mengadakan penelitian tentang strategi pengembangan Dakwah Kampus, ketika ahad 14 agustus 2011 saya mengikuti IHBF Expo 2011 moderator mengatakan istilah FGD dan saya tertarik menggunakan FGD dgn para stakeholder sama seperti pak halid dari mana saya memulainya bagaimana caranya agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik?
Adakah panduan yang membahas secara spesifik tentang FGD terlebih lagi digunakan untuk jasa dakwah?
Dear Pak Mulyono, Salam kenal pak. Mohon maaf baru bisa membalas pertanyaan Bapak. Saya baru sempat mampir untuk chek website. Saya senang sekali Bapak memiliki concern untuk mengembangkan penelitian mengenai dakwah di kampus yang jarang sekali diteliti. Tentu saja untuk memulai kita perlu merumuskan dengan jelas pertanyaan penelitian yang akan kita lakukan. Dalam pandangan saya, The first and the most important step dalam penelitian adalah permasalahan apa yang hendak dijawab. Setelah itu kita mengembangkan pertanyaan lebih detil mengenai apa yang hendak dicari. baru kemudian kita melaksanakan pengumpulan data menggunakan FGD, Interview, observasi atau menggunakan kuesioner.
Secara ringkas jika Pak Mulyono ingin melakukan FGD, langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan adalah :
1. menentukan masalah penelitian
2. mengembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab permasalahan tersebut
3. memilih dan mengundang peserta FGD
4. mengembangkan moderator guideline
5. memilih moderator
6. melaksanakan FGH
7. transkrip
8. analisa
9 menulis laporan.
Jika Bapak Mulyono berminat, saya bersedia menjadi rekan diskusi. setiap senin dan selasa saya ada di Jakarta, sedangkan rabu kamis dan jum’at saya di Bandung. Salam dan semoga sukses ya pak..
Dear Bu Hety atau saya panggil mbak saja yah.. sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan membalas komentar mbak Hety. Saya baru sempat mampir untuk bersih-bersih website. Senang sekali mendapat pertanyaan dan komentar dari mbak. Salam kenal.
1. terkait dengan pertanyaan no 1 mbak, justru fungsi utama FGD adalah melakukan eksplorasi suatu masalah yang belum jelas benar. Jadi bukan untuk mengambil keputusan, karena hasil FGD adalah informasi kualitatif yang tidak dapat di-generalisir. jadi saya sepakat dengan mbak hety bahwa tujuan FGD adalah untuk mendapat masalah, atau dalam bahasa yang lain ” memahami masalah” yang terjadi.
2. pertanyaan yang bisa dilemparkan antara lain :
a. ceritakan satu pengalaman memasarkan asuransi yang berkesan bagi Anda (AM). Setelah mereka bercerita gali lebih mendalam mengenai kesulitaa apa yang dialami, dukungan perusahaan, strategi perusahaan, perilaku pelanggan yang tidak fit dengan offering dari perusahaan, strategi perusahaan, efektivitas eksekusi program yang dijalankan, strategi pesaing, dan lain sebagainya.
mohon maaf apabila jawabannya sangat sederhana karena keterbatasan waktu dan media. Saya doakan FGD-nya sukses. jika masih ada pertanyaan saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Salam semangat mbak Hety..!
terimakasih infonya pak, tentu sangat berguna bagi saya yang pemula dan akan ditugasi menjadi pemandu FGD. Sukses selalu buat bapak
Sama-sama Mas Wahyudi, semoga sukses juga buat Mas. Terutama sesi FGDnya.
Assalamualaikum pak wahyu
kebetulan saya membaca artikel bpk diatas, saya tertarik untuk melakukan FGD dalam penelitian saya, cuma saya kurang tau caranya. yang jadi pertanyaan saya juga apakah moderatornya boleh orang lain yang lebih menguasai walaupun saya yang membutuhkan datanya, karna saya tidak berpengalaman dengan FGD.
trims pak penjelasannya
Thank you pak Wahyu. Artikel bapak memperkaya wawasan untuk menjadi moderator yang lebih efektif dan ‘fun’. Boleh nanya kan pak? Ada contoh transkrip untuk memulai suatu FGD?
Dear Mbak Yesi, maaf agak telat membalas comment mbak. Maklum tidak setiap hari saya cek blog. Tentu saja boleh melakukan FGD dengan orang lain (bukanpeneliti) sebagai moderatornya. Namun supaya hasilnya sesuai harapan, sebaiknya moderator guide dibuat bersama-sama. Kembali saya ingatkan, untuk menjadi moderator yang baik perlu pemahaman akan dinamika kelompok, topik yang akan didiskusikan serta kemampuan konseptual di sekitar topik yang akan dibahas. semoga sukses ya dalam FGD-nya. saya kirimkan semangat dari sini.
Pak Ichwan, saya ada contoh panduan moderator guideline. Japri aja yah
Kebetulan saya membaca artikel bapak tentang FGD. Saat ini saya berprofesi sebagai freelance moderato GFD di beberapa perusahaan market research tetapi saya belum pernah menjadi researcher. Sebagai moderator saya menjalaninya dengan belajar otodidak, membaca dan melihat teman-teman yang lebih berpengalaman. Saya merasakan bahwa kadang ada respon yang puas dan juga yang kurang puas dari client dengan hasil moderator. yg ingin saya tanyakan apakah ada kemungkinan penilaian subyektif terhadap cara setiap moderator? Bagaimana cara agar kita bisa maksimal dan memuaskan client saat menjadi moderato FGD ? Sekian dan terimakasih.
Wah.. ketemu rekan satu profesi nih.. salam kenal ya mbak Ayu. Menurut saya, apabila mbak Ayu menjadi moderator, tentu saja itu berarti juga menjadi researcher atau peneliti. hanya saja, mungkin proses penelitian yang dilakukan tidak lengkap karena analisis hasil fgd atau persiapannya dilakukan oleh orang lain. Kalau saya boleh usul, ayo kita tingkatkan menjadi research agent kecil2an. Insya Allah lebih menantang.
Sekedar sharing, masalah kepuasan klien memang menjadi orientasi utama kita. Hal ini biasanya sangat dipengaruhi oleh kedekatan komunikasi dengan klien. Semakin dekat komunikasi kita, biasanya klien semakin puas karena keinginannnya kita pahami. Oleh karena itu, setiap tahap yang akan kita lakukan dalam FGD, lebih baik kita konsultasikan dahulu, untuk mencegah langkah2 yang mubasir dan memberikan sense of ownership dari klien pada hasil fgd kita. Hmmm… its a journey, and i know you’ll do it right. Salam semangat..!!
Dear pak wahyu,
Terima kasih sudah sharing ttg fgd yang sangat bermanfaat ini.
Salam kenal, saya fikri. Saat ini saya sedang menjalani tes di salah satu institusi pemerintah yang saat ini saya akan menghadapi fgd. Bagaimana sih pak kunci sukses secara individu dimana kita bisa lolos seleksi ini.
Terima kasih banyak pak wahyu.
Dear pak wahyu,
FGD penjelasan pak Wahyu akan sangat membantu saya dalam memoderatori FGD tentang SMK Rujukan dalam rangcangan penyusunan Blue Print SMK Rujukan. Semoga selalu mencerahkan.
Terima kasih pak wahyu.
Salam Hormat,
Ni Wayan Suwithi