Open book atau Closed book Pak.. “, itu adalah pertanyaan pertama mahasiswa yang hampir selalu muncul ketika saya menetapkan tanggal ujian. Biasanya disertai muka memelas dan tampang mengharap pengertian. Yah, saya sih sebenarnya mengerti, karena sebagian besar mahasiswa pasca sarjana adalah mahasiswa yang disambi bekerja sehingga tak heran sesampai di kampus energinya tidak 100%. Membayangkan ujian tanpa pegangan apa-apa di kelas, seringkali merupakan tekanan tertentu walaupun waktu ujian masih lebih dua minggu lagi.

Yang saya ingin sampaikan adalah, anggapan bahwa ujian open book itu lebih mudah tentu saja  salah, dan tidak baik bagi kesehatan intelektual Anda yang sedang menempuh studi. Ujian open book memang akan menjamin Anda tidak mengumpulkan lembar jawaban dalam keadaan kosong, bahkan kadang-kadang lembar jawaban kurang, karena semangat menggebu-gebu menyalin isi textbook. Namun untuk mendapatkan nilai yang baik, tidaklah cukup memindahkan definisi-definisi. Maka tak jarang dalam ujian seperti ini, banyak mahasiswa yang merasa bisa mengerjakan dengan baik, namun hasil penilaiannya mengecewakan.

Bloom (1954) berpendapat yang kemudian disempurnakan oleh Amer (2006) bahwa proses belajar manusia terdiri dari beberapa tingkatan yaitu mengingat (remember), memahami (understand) menerapkan (apply), menganalisa (analyze), evaluasi (evaluate) dan menciptakan (create). Soal-soal ujian open book biasanya dirancang untuk menguji seluruh tahapan kecuali mengingat. Itu sebabnya mengapa diperbolehkan membuka buku. Sehingga yang sebenarnya ditanyakan adalah pemahaman kaitan antar konsep, dan bagaimana aplikasi konsep dalam suatu kasus tertentu. Yang biasanya terjadi adalah, justru fokus pikiran kita terpecah antara mengakses pengetahuan utuh yang ada di kepala dan mencari atau verifikasi detail definisi, data yang tertera di buku pegangan. Hal ini bisa membatasi kecepatan kerja otak Anda. Ibarat berenang namun terlalu memperhatikan pelampung, lupa membebaskan kaki dan tangan.

Jadi Apa yang harus kita lakukan..? Untuk dapat sukses dalam ujian yang bersifat open atau closed book, bisa dicoba beberapa tips berikut ini :

  1. Usahakan membaca text book untuk memahami, bukan menghafalkan definisi.
  2. Buatlah mindmap untuk mengerti big picture dan kaitan antar konsep.
  3. Baca ulang mindmap, buatlah cerita seakan presentasi. Ini akan membantu anda menghafal
  4. Ulang langkah 3 sebanyak waktu dan kemampuan – ingat, practice make perfect
  5. Terakhir, percaya dirilah. Percaya diri membebaskan otak Anda untuk berpikir lebih jernih dan tidak terpenjara.

Oke, selamat ujian yah, semoga sukses dan tambahan satu lagi, jangan minta ujian dirubah menjadi take home test ya..

Wahyu T. Setyobudi

Staf Pengajar, Peneliti dan Konsultan PPM-Manajemen

Bincang-bincang melalui Twitter @why_setyobudi