Istilah Appreciative Inquiry (AI) menjadi pembicaraan populer di dunia bisnis Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini. Istilah ini menurut saya memang pantas menjadi buah bibir karena sifatnya yang mendobrak paradigma lama pemecahan masalah yang biasanya berbasis pada penyimpangan antara kondisi nyata dan kondisi sempurna menjadi lebih berbau positif, yaitu mendorong tindakan dengan berbasis pada positif attitude.

Peter Drukker pernah mengungkapkan prinsip yang dicuplik oleh banyak buku “The task of organizational leadership is to create an allignment of strength in ways that make a system’s weaknessess irrelevant”. Dalam posisi saya sebagai consultant dan pengajar, sering sekali saya melihat perusahaan hanya berfokus pada kelemahan diri sendiri dan justru melupakan kekuatan yang ada. Bahkan ada juga perusahaan yang mengalami “inferior syndrom” selalu merasa kecil dan lemah. Appreciative Inquiries menawarkan suatu teknik yang lain untuk keluar dari paradigma lama ini.

Menurut Copperrider dan Whitney( 2005),  Appreciative inquiry terdiri dari dua kata. Appreciative artinya memberi nilai atau penghargaan kepada suatu kesuksesan di masa lalu dan masa kini serta potensi-potensi yang ada. Sedangkan Inquiry berasal dari kata inquire yang berarti pertanyaan yang menuju pada suatu eksplorasi atau penemuan potensi.

Appreciatine inquiry kemudian didefinisikan sebagai suatu metode untuk merangsang perubahan dalam kondisi sikap mental yang positif. Asumsi utama AI adalah bahwa dalam setiap organisasi terdapat potensi energy positif yang hampir tak terbatas. Metode AI digunakan untuk mengenerate sikap dan pola pikir positif yang kemudian akan diolah menjadi enerji untuk melakukan perubahan dengan menyampingkan emosi negatif, sikap kritik dan konflik yang timbul dari suatu masalah.

Pada Prinsipnya, AI memberikan cara baru melakukan perubahan dengan cara yang menyenangkan. Tertarik untuk bicara lebih jauh ? silakan ikuti tulisan tentang positive core dan 4D Cycle, the basic of Appreciative Inquiry

Wahyu T. Setyobudi

Kepala Divisi Riset-PPM Manajemen

Bincang-bincang melalui twitter @why_setyobudi

*      *      *

Pustaka :David L. Cooperrider and Diana Whitney, Appreciative Inquiry, a Positive Revolution In Change, Berrett-Koehler Publisher, Inc, Sans Francisco,2005