Jika kepada Anda disebutkan sebuah kata sebarang, ambillah misalnya kata “kamera”. Kata apa lagi yang langsung muncul di benak Anda?Ada diantara Anda yang menjawab, film, foto, digital, lampu blitz, fuji, canon, dll. Bertanya pada 10 orang yang berbeda mungkin memberikan lebih dari 20 jawaban yang berlainan. Kata yang muncul pertama kali ini kita sebut logical sequence, atau yang juga populer dengan asosiasi. Kenapa disebut logical sequence..? karena dengan mudah kita dapat mencari pola hubungan antara kata yang muncul tersebut dengan kata kunci yg diberikan. Contoh kamera dan film memiliki hubungan logika “menggunakan”, yaitu Kamera menggunakan film. Kamera dengan digital memiliki hubungan “logika jenis”, dan seterusnya. Beberapa asosiasi terhadap suatu kata kunci muncul karena adanya koneksi tol antara satu neuron tertentu yang berisikan informasi kata kunci dengan neuron lainnya yang menyimpan info mengenai kata asosiasi. Sayangnya, jika dalam berpikir kita selalu menggunakan logical sequence yang sederhana, kita akan terperangkap pada pola pikir yang biasa, dan sudah banyak dipikirkan orang lain. Untuk berpikir kreatif, kita seharusnya menggunakan pola pikir yang lain, yaitu pola pikir lateral. Pola pikir lateral untuk mencari ide baru dilakukan dalam 4 tahap yaitu : 1. Pilih Fokus Anda 2. Ambil salah satu Logical Sequence 3. Buat Lateral Displacement 4. Ciptakan Koneksi Pertama kita perlu memilih fokus apa yang ingin dilakukan. Apakah Anda ingin mencari ide pengembangan untuk produk mentega, maka fokusnya pada produk mentega. Anda ingin memodifikasi proses baru dalam service blueprinting?, maka fokusnya adalah suatu proses spesifik dalam blueprint Anda, seperti proses Antrian, proses menunggu dokumen approval, dll. Setelah fokus kita dapat, seperti paragraf pertama, ambil satu kata yang paling cepat muncul di benak Anda. Ambil contoh, mentega. Kata paling cepat muncul di benak kita adalah, dioles pake pisau. Kita lanjut ke tahap ke 3. Carilah kata apa saja yang tidak berhubungan. Misalkan, dioles pakai rexona. Nah kita tertawa membayangkan mentega apaan dioles pakai rexona. Muncullah gap antara fokus yang kita pilih dengan kata lateral yang terambil. Tahap berikutnya adalah mencari hubungan dengan otak kiri rasional kita. Kalau begitu, apakah mungkin mengoles mentega pakai rexona..? jawabannya mungkin saja. Dan ini yang membawa seorang penemu jepang menemukan ide seperti gambar berikut. Sekali kita menemukan kata yang lateral dengan fokus kita, akan muncul banyak pertanyaan yang memaksa otak logis untuk menjawab. Elaborasi jawaban dari berbagai pertanyaan logis terkait hubungan ini akan membawa kita pada sebuah ide kreatif. Teknik ini untuk saya biasanya berhasil memecahkan kebuntuan. Silakan mencoba, hasilnya sharing ya… Bincang-bincang melalui twitter @why_setyobudi
Artikel yang menarik..terutama kaitan 4 point dengan contoh roti dan butter stick..pertanyaan saya pak:
ketika let say perusahaan mampu memanfaatkan dan mengcreate produk hasil ide lateral..tentu berbicara R&D dan biaya pada saat pembukaan..dan menghasilkan really-really new product..tentu permasalahan yang terberatnya adalah :
1. Bagaimana mengeducate marketnya? (mungkin ada tips jitu dari INSPIRE WHY, karena perusahaan tentu maunya instant, let say 1 tahun atau 2 tahun), jika itu berhubungan dengan produk yang telah ada di pasar dan berkaitan erat dengan culture atau budaya yang ada.
2.Konteks di INdonesia dimana HAKI masih kurang sukses (IMO looh), PRODUK2 yang kita ciptakan tersebut bisa2 langsung di duplikasi, atau modifikasi atau di inovasi..akhirnya kita yang menelurkan dan mengerami namun yang menikmati dagingnya kompetitor, mungkin ada INSIPIRASI lainnya untuk mengatasi hal ini
Terima kasih